Monday, 28 April 2014

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan (BAB 3)

,
A.    PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan kondisi dan waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebaginya. Ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya. 
Seni termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Dibanding dengan cabang the humanities yang lain, seperti misalnya ilmu bahasa, seni memegang peranan yang penting. karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif, sehingga lebih mudah berkomunikasi.
Hampir disetiap jaman, sastra memiliki peran yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa memiliki kemampuan untuk menampung hampir semua penyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi. 
Cabang-cabang seni yang lain pada hakekatnya juga abstrak. Gerak-gerik dalam seni tari, misalnya, masih harus dijabarkan, Meskipun suara-suara dalam seni musik lebih cepat dinikmati, suara-suara itu sendiri masih membutuhkan penafsiran. Sebaliknya sastra adalah penafsiran itu sendiri. Meskipun didalam penafsiran itu sastra masih dapat ditafsirkan lagi. 
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain.
 
Orientasi the Humanities adalah ilmu: dengan mempelajati satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik. 


B.    ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA 
Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang memiliki perneran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai unnik roman, atau novel, atau cerita pendek. Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru. 

A. Prosa lama meliputi
 
1.     Dongeng-dongeng 
2.     Hikayat 
3.     Sejarah 
4.     Epos 
5.     Cerita pelipur lara 

B.    prosa baru meliputi 
1.     Cerita pendek 
2.     Roman, lnovel 
3.     Biografi 
4.     Kisah 
5.     Otobiografi 

C.    NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI 
Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain: 
1.     Prosa fiksi memberikan kesenangan 
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya.
2.     Prosa fiksi memberikan informasi 
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih dari sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali. 
3.     Prosa fiksi memberikan warisan kultural 
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi sekarang. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan tak ada ujung, misalnya menggambarkan suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisiko Dan oleh karena mahasiswa tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil -hasil sastra. 

4.     Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda dari apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Pembaca dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin sangat berbeda dari pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status sosial tinggi, tetapi temyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun dengan alasan-alasan psikologis, seperti dikisahkan novel belenggu, adalah contoh kemungkinan yang tidak mungkin. tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya tentang kehidupan manusia. 
D.    ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran iimu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang ada di dalam iimu Budaya Dasar. Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang / unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik / estetika, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. 

Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkanoleh kreativitaspenyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
 
1.     Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarikdan memberi kejelasan gambaran angan. 
2.     Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir. 
3.     Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau. 
4.     Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu. 
5.     Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati 

Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada kita suasana-suasana dan peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan alam
dan Tuhan. Ini merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair ternadap kehidupan manusia, ternadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa yang artistik.
 


Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan iimu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
 

1.     Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. 

Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman perwakilan", Ini berarti bahwa manusia senantia saling memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dan sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.Dengan pengalaman perwakilan itu sastra / puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya s e ndiri dan tentang masyarakat. 
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut "imaginative entry", yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya. 

2.     Puisi dan keinsyafan dan kesadaran individual.

Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati / pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang. 

Puisi dan keinsyafan sosial
 
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa;
 

- penderitaan atas ketidak adilan peIjuangan untuk kekuasaan konflik dengan sesamanya
 
-Pemberontakan terbadap hukum Tuhan
 

Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih (yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan).
 


Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari jemari mereka yang bergetar. Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan, dll)
 

"Padamu jua" misalnya mengungkapkan pandangan hidup ketuhanan dan ratapan hati Amir Harnzah yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra dengan seorang gadis jawa direngut dan diputuskan oleh ayahnya, yang akan menjodohkan puteranya dengan gadis pili han ayahnya yang masih terbilang kemenakannya sendiri.
 

Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam alam metafisis, suatu impian yang berkepribadian sehingga sulit dihayati isinya. Meskipun demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan dapat membantu pembaca dalam menafsirkan maknanya.
 


Marl KITA PERHATlKAN KUTIPAN-KUTIPAN PROSA DAN PUISI DI BAWAH INI
 


Menembus waktu
 
Rasanya aku pergi masih sore. Tadinya sudah kurencanakan siang hari tapi ada-ada saja halangannya, pukullima bam aku pulang ke rumah. Tapi tak mengapa, kata ternan-ternan kalau mau berobat lebih baik agak lambat karena kalau sore-sore banyak pasien sehingga kita harus lama sekali menunggu.
 

Sambil menunggu waktu sholat mahgrib, sebelum berangkat ke rumah sakit aku membaca dulu sambil tiduran. Dan aku ketiduran entah berapa lama. Tanpa melihat dulu jam ketika bangun, aku langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter yang kata ternan-ternan hari ini buka praktek di rumah sakit perkebunan.
 

Aku menolak tawaran Haris yang siap mengantar aku, ah ... terlalu banyak kebaikan yang diberikannya kepadaku. Entah dengan apa aku harus membalasnya. Aku belum mengerti akan sikap orang yang satu ini, padahal tiga tahun yang lalu aku pemah menyakiti hatinya, menolak cintanya yang tulus. Dan aku memilih satu diantara saingannya.
 

Tapi meskipun begitu Haris tidak pemah merasa sakit hati bahkan ketika aku hendak melangsungkan pemikahan dengan Farid ia mau membantu segala macam persiapan. Ketika acara pemikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid meninggal tabrakan Haris selalu menghiburku. Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku, Haris pulalah yang menawarkan jasanya memberi petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku. Ia mencarikan pekerjaan untukku, dan pindahlah aku bekeIja di kota Sukaresik ini. Meskipun selama ini ia tidak pemah lagi menyinggung soal cintanya yang dulu pemah diutarakannya padaku, namun aku mengerti akan isi hatinya. Dan sayangnya sampai sekarang aku hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak lebih dari itu.
 

Aku lupa memakai jam tanganku, sehingga aku tidak tahu pukul berapa saat itu. Aku meluncur dengan motorku menembus kegelapan malam. Udara sangat dingin, tapi aku yakin sekali hari masih sore, barn sekitar pukul setengah tujuh. Tepat sekali kalau aku datang jam-jam begini, karena kemungkinan pasien sudah tidak begitu banyak.
 
Pemah sekali aku lewat di dcpan rumah sakit itu ketika jalan-jalan bersama Haris. Rumah sakit itu tidak begitu besar, tapi kcadaannya masih baik, meskipun bangunannya sudah sangat tua. Sudah mengalami beberapa kali perbaikan rupanya, karena menu rut cerita Haris, rumah sakit itu dibangun sekitar tahun seribu scmbilan ratus. Dan itulah scbabnya bangunan rumah sakit itu terlihat sang at angker ditambah lagi pohon-pohon besar disekelilingnya.
 
Ketika aku lewat seminggu yang lalu rumah sakit itu terlihat sangat scpi, hanya satu-dua orang yang datang berobat. Tapi entahlah kalau memang pada hari itu doktemya sedang tidak praktek. Kata ibu sebelah rumahku, dokter rumah sakit itu datang seminggu dua kali. Aku lupa menanyakan siapa nama dokternya. Yang aku tahu, dokter itu praktek pada hari senin dan kaniis. Kebetulan hari itu Kamis malam Jum 'at.
 
Jalanan yang kulewati sepi sekali, namun aku tidak mcrasa takut. Kukira rumah sakit juga masih banyak seperti yang diccritakan Bu Ritno, katanya kalau ada praktck pasti pasiennya banyak bahkan sering sampai jauh mal am.
 
Aku merasa he ran, mengapa masih sore bcgini, kondisi jalan sunyi sckali. hanya sebelum memasuki kompleks perumahan saja banyak. Disana masih banyak bis-bis malam yang lewat. Dan jalan kecil yang kulalui ini bcgitu. sunyi tidak ada sebuah kendaraanpun perpapasan denganku.
 
Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki kompleks perumahan itu, karena di kiri kanan jalan yaitu disela-sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa menjulang tinggi sehingga bulan penuh yang mcnyinari pohon-pohon membuat bayangan hiram pada rumah-rumah
 
Diambil dari Novel "Menernbus waktu" Bab II Oleh: Yati Sadeli
 
Bonus majalah kartini no 284
 


Prosa ini menggambarkan hubungan:
 
1. Manusia dan Harapan.
 
pada kalimat "Tapi tak mengapa. kala tcman-tcman kalau mau bcrobat Icbih baik agak Iambat karena kalau sore-sore banyak pasicn schingga kita harus lama sckali menunggu".
 
Terlihat keinginannya agar tidak tcrlalu lama mcnunggu untuk berobat, schingga ia sengaja menemui doktcr pada malam hari.
 

2. Manusia dan Cinta Kasih
 
Pada aline ke 3. Kalimat ke 3.
 
"Aku belum mengerti akan sikap orang yang satu ini, padahal tiga tahun yang lalu aku pemah menyakiti hatinya. Mcnolak cintanya yang tulus"
 
Terlihat begitu besar kasih sayang dan einta Haris yang tulus kepada gadis yang dicintainya, meskipun eintanya ditolak.
 

Manusia dan Keadilan
 
"Tapi meskipun begitu Haris tidak pemah merasa sakit hati bahkan ketika aku hendak melangsungkan pernikahan dengan Farid, ia membantu segala maeam persiapan".
 

Disini terlihat keadilan pada sikap Haris. Meskipun cintanya yang tulus ditolak, ia tak pemah merasa sakit hati, bahkan membantu segala maeam persiapan pada pernikahan gadis yang dicintainya.
 
Manusia dan Penderitaan
 

"Ketika aeara pernikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid meninggal tabrakan, Haris selalu menghiburku".
 
Disini terlihat penderitaan, karena Farid calon suaminya meninggal dunia. Sehingga acara pernikahan yang telah disiapkan tidak jadi dilangsungkan.
 
Manusia dan Tanggung Jawab.
 

"Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku. Haris pula yang menawarkan jasanya memberi petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku",
 

Terlihat tanggung jawab Haris kepada Gadis yang dicintainya. Haris menghibumya dan memberi petunjuk agar ia pindah dari kampung halanm. Haris pulalah yang menearikan pckerjaan untuknya.
 
Manusia dan pandangan hidup
 

"Dan sayangnya sampai sckarang aku hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak lebih dari itu''.
 
Terlihat pandangan hidupnya yang menganggap Haris hanya sebagai kakak.
 

Manusia dan Kegelisahan
 

"Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki komplkes perumahan itu, karena dikiri kanan jalan yaitu di sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa menjulang tinggi sampai .....
 

Terlihat kegelisahannya, karena rasa tidak tentram dihati ketika memasuki kompleks perumahan yang sunyi.


0 komentar to “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan (BAB 3)”

Post a Comment

 

Maryadi Irvan's Blog Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates