Tuesday, 10 June 2014

Manusia dan Harapan (BAB 11)

,

Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia  itu  mati  dalam  hidup.  Orang  yang  akan  meninggal  sekalipun mempunyai  harapan,  biasanya  berupa  pesan-pesan  kepada  ahli  warisnya. Harapan  bergantung  pada  pengetahuan,  pengalaman,  lingkungan  hidup  dan kemampuan  masing-masing.  Berhasil  atau  tidaknya  suatu  harapan  tergantung  pada  usaha  orang  yang  mempunyai  harapan.  Harapan  harus  berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan  yang  maha  esa.  Agar  harapan  terwujud,  maka  perlu  usaha  dengan sungguh-sungguh.  Bila  dibandingkan  dengan  cita-cita,  maka  harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu  setinggi  bintar.  Antara  harapan  dan  cita-cita  terdapat  persamaan  yaitu  : keduanya  menyangkut  masa  depan  karena  belum  terwujud,  pada  umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam  pergaulan  manusia  lain  yaitu  dorongan  kodrat  dan  dorongan  kebutuhan hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka  manusia  mempunyai  harapan.  Pada  hakekatnya  harapan  itu  adalah keinginan  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidupnya.  Sesuai  dengan  kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1.      kelangsungan hidup
2.      keamanan
3.      hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4.      diakui lingkungan
5.      perwujudan cita-cita

Apa sebab manusia mempunyai harapan?
Menurut kodaratnya, manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak luput dari pergaulan hidup.

Dua hal yang mendorong manusia bergaul dengan manusia lain yaitu:

1.      Dorongan kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, dan sebagainya.

2.      Dorongan kebutuhan hidup
Kebutuhan hidup secara garis besar dapat dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani misalnya makan dan minum. Kebutuhan rohani misalnya ketenangan.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Pada hakikatnya harapan adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kepercayaan
Kepercayaan  berasal  dari  kata  percaya  artinya  mengakui  atau  meyakini akan  kebenaran.  Kepercayaan  adalah  hal-hal  yang  berhubungan  dengan pengakuan  atau  keyakinan  akan  kebenaran.  Dasar  kepercayaan  itu  adalah kebenaran.  Kebenaran  atau  benar  amat  penting  bagi  manusia.  Setiap  orang mendambakannya,  karena  ia  mempunyai  arti  khusus  bagi  hidupnya.  Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan  manusia  selalu  hati-hati  agar  mereka  tidak  menyimpang  dari kebenaran.  Manusia  sadar  bahwa  ketidak  benaran  dalam  bertindak,  berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
1.      teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat  koheren  atau  konsisten  dengan  pernyataan  –  pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2.      teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar  bila  materi  pengetahuan  yang  dikandung  penyataan  itu  berkorespondesni  (berhubungan  dengan)  obyek  yagn  dituju  oleh pernyataan tersebut.
3.      teori  pragmatis’  Kebenaran  suatu  pernyataan  diukur  dengan  criteria apakah  pernyataan  tersebut  bersifat  fungsional  dalam  kehidupan praktis
Dasar  kepercayaan  adalah  kebenaran,  sumber  kebenaran  adalah  manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.      Kepercayaan pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.      Kepercayaan kepada orang lain
dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.
3.      Kepercayaan kepada pemerintah
karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai pemerintah / negara.
4.      Kepercayaan kepada Tuhan
merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.

Upaya-upaya untuk percaya dan lebih dekat pada Tuhan

Menurut saya untuk bisa percaya dengan Tuhan kita harus menjauhi semua larangan-Nya dan kita harus melaksanakan apa yang sudah diperintahnya. Dan upaya untuk bisa lebih dekat dengen Tuhan, kita harus membaca serta mengamalkan kitab dan kita tidak ragu kepada Tuhan karena memang Tuhan lah yang paling berkuasa, jadi, kita tidah boleh bertentangan dengan apa yang sudah disuruh oleh Tuhan kita, karena jika kita kafir atau bertentangan, maka kita akan semakin jauh dari Tuhan kita.

Manusia dan Kegelisahan (BAB 10)

,

A.    PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan  berasal  dari  kata  gelisah,  yang  berarti  tidak  tenteram  hatinya, selalu  merasa  khawatir,  tidak  tenang,  tidak  sabar,  cemas.  Sehingga  kegelisahan merupakan  hal  yang  menggambarkan  seseorang  tidak  tentram  hati  maupun perbuatannya,  merasa  kawatir,  tidak  tenang  dalam  tingkah  lakunya,  tidak  sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain  dari  biasanya,  misalnya  berjalan,mundar-mandir  dalam  ruang  tertentu  sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.
Sigmund  Freud  ahli  psikoanalisa  berpendapat  bahwa  ada  tiga  macam  kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
1.      Kecemasan Obyektif
Kecemasan  tentang  kenyataan  adalah  suatu  pengalaman  perasaan  sebagai akibat  pengamatan  atau  suatu  bahaya  dalam  dunia  luar.  Bahaya  adalah  sikap keadaan  dalam  lingkungan  seseorang  yang  mengancam  untuk  mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan  mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti  kata,  bahwa  seseorang  mewarisi  kecenderungan  untuk  menjadi  takut  kalau  ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan  yang  pernah  dialami  seseorang  misalnya  pernah  terkejut  waktu diketahui  dipakaiannya  ada  kecoa.  Keterkejutan  itu  demikian  hebatnya,  sehingga kecoa  merupakan  binatang  yang  mencemaskan,  seseorang  wanita  yang  pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila  ia  sendirian,  lebih-lebih  bila  jumlahnya  sama  dengan  yang  pernah memperkosanya.
2.      Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan  ini  timbul  karena  pengamatan  tentang  bahaya  dari  naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :  Kecemasan  yang  timbul  karena  penyesuaian  diri  dengan  lingkungan.  Kecemasan timbul  karena  orang  itu  takut  akan  bayangannya  sendiri,  atau  akan  id-nya  sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang  yang  gelisah,  yang  selalu  mengira  bahwa  sesuatu  yang  hebat  akan terjadi.
Bentuk  ketakutan  yang  tegang  dan  irrasional  (phobia).  Bentuk  khusus  dari phobia  adalah  bentuk  intensitet  ketakutan  melebihi  proporsi  yang  sebenarnya  dari obyek yang ditakutkannya, misal seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari  karet.  Ia  tidak  mengetahui  sebab  ketakutan  tersebut,  setelah  dianalisis,  ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya.  Dalam  suatu  pertengkaran  ia  memecahkan  balon  adiknya,  sehingga  ia mendapat  hukuman  yang  keras  dari  ayahnya.  Hukuman  yang  didapatnya  dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
Rasa  takut  lain  aialah  rasa  gugup,  gagap  dan  sebagainya.  Reaksi  ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan  meredakan  diri  yang  bertujuan  untuk  membebaskan  seseorang  dari kecemasan  neoritis  yang  sangat  menyakitkan  dengan  jalan  sesuatu  yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya
3.      Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam  emosi  antara  lain  :  iri,  benci,  dendam,  dengki,  marah,  gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa  iri,  benci,  dendam,  itu  merupakan  sebagaian  dari  pernyataan  individu secara keseluruhan berdasarkan konsep kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami.
Sifat-sifat  seperti  ini  adalah  sifat  yang  tidak  terpuji,  bahkan  mengakibatkan manusia  akan  merasa  khawatir,  takut,  cemas,  gelisah  dan  putus  asa.  Misal seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka pergaulannya ia terbatas kalau tidak  tersisihkan  sementara  itu  ia  pun  tidak  berprestasi  dalam  berbagai  kegiatan, sehingga  kawan-kawannya  lebih  dinilai  sebagai  lawan.  Ketidak  mampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.

B.   SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam
Contoh :
Bila  ada  suatu  tanda  bahaya  (bahaya  banjir,  gunung  meletus,  atau perampokan)  orang  tentu  akan  gelisah.  Hal  ini  disebabkan  karena  bahaya  itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik,  hak  memperoleh  perlindungan,  hak  kemerdekaan  hidup,  dan  mungkin  hak nama baik.   

C.   USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi  kegelisahan  ini  pertama-tama  harus  mulai  dari  kita  sendiri,  yaitu kita  harus  bersikap  tenang.  Dengan  sikap  tenang  kita  dapat  berpikir  tenang, sehingga segala kesulitan kita atasi.  
Contoh :
Dokter  yang  menghadapi  istri  dan  anaknya  yang  sedang  sakit,  justru  tidak dapat  merasa  tenang,  karena  ada  ancaman  terhadap  haknya.  Dokter  tidak  dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam    hal  ini  dokter  itu  harus  bersikap  seperti  menghadapi  pasien  yang  bukan keluarganya.  Untuk  mengatasi  kegelisahan  yang  paling  ampuh  kita  memasrahkan  diri kepada  Tuhan.  Kita  pasrahkan  nasib  kita  sepenuhnya  kepadaNya,  kita  harus percaya  bahwa  Tuhanlah  Maha  kuasa,  maha  Pengasih,  Maha  penyanyang  dan Maha Pengampun.

D.   KETERASINGAN
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalamai hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang  menyebabkan  orang  berada  dalam  keterasingan  itu  ialah  perilakunya  yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku  yang  tidak  dapat  diterima  atau  tidak  dapat  dibenarkan  itu  selalu menimbulkan  keonaran  dalam  masyarakat,  sifatnya  bertentangan  dengan  atau menyentuh  nilai-nilai  kemanusiaan.  Hal  ini  akan  merugikan  harta,  nama  baik, martabat,  harga  diri  orang  lain.  Karena  itu  orang  yang  berbuat  dibenci  oleh masyarakat  dan  berada  dalam  keterasingan.  Perbuatan  itu  misalnya  mencuri, mengganggu isteri orang, menghina orang sombong.
Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri  karena  ketidak  mampuan  atau  karena  membuat  kesalahan.  Ketidak mampuan  atau  kesalahan  ini  berpengaruh  pada  nama  baik  atau  harga  diri  atau martabat orang yang bersangkutan. Ketidak mampuan disi meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidak mampun fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini  disebabkan  taraf  pendidikannya  yang  belum  sampai  pada  taraf  tertentu  yang dihadapi  sekarang.  Dengan  demikian  orang  yang  bersangkutan  tidak  dapat menyesuaikan  diri  dengan  masyarakat  ilmiah  yang  dihadapinya.  Karena  itu  ia merasa gelisah, terasing.

E.     KESEPIAN
Kesepian  berasal  dari  kata  sepi  yang  berarti  sunyi  atau  lengang,  sehingga kata  kesepian  berarti  merasa  sunyi  atau  lengang,  tidak  berteman.  Setiap  orang pernag mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian      
Bermacam-macam  penyebab  terjadinya  kesepian.  Frustasi  dapat mengakibatkan  kesepian  dalam  hal  seperti  itu  orang  tidak  mau  diganggu,  ia  lebih senang  dalam  keadaan  sepi,  tidak  suka  bergaul,  dan  sebagainya,  ia  lebih  senang hidup sendiri.   Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi  kesepian  itu  akibat  dari  keterasingan.  Keterasingan  akibat  sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena  teman-teman  menjauhi  maka  orang  yang  bersikap  sombong  itu  hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.   
Orang  yang  frustasi  itu  bersikap  rendah  diri,  sengaja  menjauhi  pergaulan ramai, kebaikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
F.      KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan  tidak  tahu,  tanpa  arah  yang  jelas,  tanpa  asal-usul  yang  jelas.  Ketidak pastian  artinya  keadaan  yang  tidak  pasti,  tidak  tentu,  tidak  dapat  ditentukan,  tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua  adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
G.   SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAK PASTIAN
Orang    yang  pikirannya  terganggu  tidak  dapat  lagi  berpikir  secara  teratur, apalagi  mengambil  kesimpulan.  Dalam  berpikir  manusia  selalu  menerima rangsangan-rangsangan  lain,  sehingga  jalan  pikirannya  menjadi  kacau  oleh rangsangan-rangsangan baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang  cukup  lama  dan  sukar.  Mereka  menampakkan  tanda-tanda  obsesi,  phobia, delusi,  gerakan-gerakan  gemetar,  kehilangan  pengertian,  kehilangan  kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.      Obsesi
Obsesi  merupakan  gejala  neuroso  jiwa,  yaitu  adanya  pikiran  atau  perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau  sebab-sebabnya  tak  diketahui  oleh  penderita.  Misalnya  selalu  berpikir  ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan yang  ingin  menjatuhkannya.  Pikiran  itu  tidak  hilang,  tetapi  justru  menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi

2.      Phobia
Ialah  rasa  takut  yang  tak  terkendali,  tidak  normal,  kepada  sesuatu  hal  atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3.      Kompulasi
Ialah  adanya  keragu-raguan  tentang  apa  yang  telah  dikerjakan,  sehingga  ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania) keinginan  minum-minuman  keras,  orang  itu  bukan  pemabuk,  tetapi  bila  dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung
4.      Histeria
Ialah  neorosa  jiwa  yang  disebabkan  oleh  tekanan  mental,  kekecewaan, pengalaman  pahit  yang  menekan,  kelemahan  syaraf,  tidak  mampu  menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain   
Contoh :
Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk pintu,  mengucap  salam,  dijawab  dan  keluarlah  ia  ,  diluar,  kagetlah  ia  melihat orang  banyak  mengusung  jenazah  yang  ditutupi  kain,  Ibu  langsung  bertanya siapa itu, itu kan bukan kang Bakri, Semua orang yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)

5.      Delusi
Menunjukan  pikiran  yang  kurang  beres,  karena  berdasarkan  suatu  keyakinan palsu.  Tidak  dapat  memakai  akal  sehat,  tidak  ada  dasar  kenyataan  dan  tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu:
a.       Delusi  perkusi:  menganggap  keadaan  sekitarnya  jelek.  Seseorang  yang mengalami  delusi  perkusi  tidak  mau  mengenal  tetangga  kiri  kanan  karena menganggap jelek.
b.      Delusi  keagungan:  menganggap  dirinya  orang  penting  dan  besar,  orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang-orang sekitarnya sebagai orang-orangtidak penting, akhirnya semua orang menjauhi juga
c.       Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan  buyuten  atau  dikenal  dengan  nama  delirium  trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-oto tak berkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya.  Tetapi  karena  takutnya,  ia  gemetar,  keringat  dingin  mengucur, ditanya  ini  itu  tak  bisa  menjawab,  mulutnya  gemetar.  Akhirnya  jaksa  tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6.      Halusinasi 
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa mendapat  tekanan-tekanan  terhadap  dorongan-dorongan  dasarnya,  sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri)

7.      Keadaan Emosi
Dalam  keadaan  tertentu  seseorang  sangat  berpengaruh  oleh  emosinya.  Ini nampak  pada  keseluruhan  pribadinya  gangguan  pada  nafsu  makan,  pusing-pusing, muka merah, nadi, cepat keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat  apatis  atau  terlalu  gembira  dengan  gerakan  lari-larian,  nyanyian,  ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.

H.   USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAK PASTIAN
Orang  yang  tidak  dapat  berpikir  dengan  baik,  atau  kacau  pikirannya  ada bermacam-macam  penyebabnya.  Untuk  dapat  menyembuhkan  keadaan  itu bergantung  kepada  mental  si  penderita.  Andaikata  penyebab  sudah  diketahui, kemungkinan  juga  tidak  dapat  sembuh.  Bila  hal  itu  terjadi,  maka  jalan  yang  paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog. Bila  penyebab  itu  jelas,  misalnya  rindu,  obatnya  mudah,  yaitu  dipertemukan dengan  orang  yang  dirindukan.  Phobia  atau  jenis  takut  bisa  dilatih  dari  sedikit, sehingga  tidak  takut  lagi.  Orang  takut  ular,  takut  ulat  yang  berbulu,  dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.

Orang  yang  bersikap  sombong  atau  angkuh  bila  mengalami,  baru  berkurang kesombongan,  tetapi  mungkin  tidak.  Andaikata  mereka  sadar,  kesembuhan  itu adalah  karena  pengalaman.  Jadi  yang  menyembuhkan  masyarakat  sekitarnya  dan dirinya sendiri.      

Manusia dan Pandangan Hidup (BAB 8)

,
A.   PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul sekita atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2.      Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya


-          Ideologi adalah ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.



B.     CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi,cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.


C.   KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama, dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.

Kebajikan adalah sesuatu yang menenangkan hatiimu dan keburukan adalah yang kamu ragu, bimbang dan hati mu tidak tenang menghadapi nya. walaupun sudah ada yang berkata kepada mu atau memberi fatwa tentang kebolehan nya.




Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal :
1.      Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal ini disebabkan karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang.
2.      Faktor lingkungan (environment), lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-temansekolah kita ikut serta memberikan andilnya.
3.      Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh, Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif,memberikan pada manusia bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang kesusahan, tetapi karena pernah memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong orang dalam kesusahan, tetapi karena niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang.

D.    USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras.

Filosofi hidup adalah hal yang abstrak, yakni bagaimana seseorang memandang suatu persoalan hidup, cara memecahkan atau menyelesaikannya


E.     KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari kata akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yaitu ;
Aliran naturalisme
Aliran intelektualisme
Aliran gabungan

a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karana manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan.

b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini logika / akal. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani.

c. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal, kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dunilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomer duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan , dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.

Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme. Religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.


F.     LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walaupun bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup iti tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik, adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :

1.      Mengenal, Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
2.      Mengerti, Tahap kedua untuk pandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dmaksudkan mengerti terhadap pandangan itu sendiri. Bila dalam brnegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam pandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara, Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup ini
3.      Menghayati, Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
4.      Meyakini, Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5.      Mengabdi, Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan menyakini sesuatuyang telah dibenarkan dan diterima oleh dirinya, lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya.
6.      Mengamankan, Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdi diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lainyang mengganggu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.


 

Maryadi Irvan's Blog Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates