Tuesday, 10 June 2014

Manusia dan Kegelisahan (BAB 10)

,

A.    PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan  berasal  dari  kata  gelisah,  yang  berarti  tidak  tenteram  hatinya, selalu  merasa  khawatir,  tidak  tenang,  tidak  sabar,  cemas.  Sehingga  kegelisahan merupakan  hal  yang  menggambarkan  seseorang  tidak  tentram  hati  maupun perbuatannya,  merasa  kawatir,  tidak  tenang  dalam  tingkah  lakunya,  tidak  sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain  dari  biasanya,  misalnya  berjalan,mundar-mandir  dalam  ruang  tertentu  sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.
Sigmund  Freud  ahli  psikoanalisa  berpendapat  bahwa  ada  tiga  macam  kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
1.      Kecemasan Obyektif
Kecemasan  tentang  kenyataan  adalah  suatu  pengalaman  perasaan  sebagai akibat  pengamatan  atau  suatu  bahaya  dalam  dunia  luar.  Bahaya  adalah  sikap keadaan  dalam  lingkungan  seseorang  yang  mengancam  untuk  mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan  mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti  kata,  bahwa  seseorang  mewarisi  kecenderungan  untuk  menjadi  takut  kalau  ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan  yang  pernah  dialami  seseorang  misalnya  pernah  terkejut  waktu diketahui  dipakaiannya  ada  kecoa.  Keterkejutan  itu  demikian  hebatnya,  sehingga kecoa  merupakan  binatang  yang  mencemaskan,  seseorang  wanita  yang  pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila  ia  sendirian,  lebih-lebih  bila  jumlahnya  sama  dengan  yang  pernah memperkosanya.
2.      Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan  ini  timbul  karena  pengamatan  tentang  bahaya  dari  naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :  Kecemasan  yang  timbul  karena  penyesuaian  diri  dengan  lingkungan.  Kecemasan timbul  karena  orang  itu  takut  akan  bayangannya  sendiri,  atau  akan  id-nya  sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang  yang  gelisah,  yang  selalu  mengira  bahwa  sesuatu  yang  hebat  akan terjadi.
Bentuk  ketakutan  yang  tegang  dan  irrasional  (phobia).  Bentuk  khusus  dari phobia  adalah  bentuk  intensitet  ketakutan  melebihi  proporsi  yang  sebenarnya  dari obyek yang ditakutkannya, misal seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari  karet.  Ia  tidak  mengetahui  sebab  ketakutan  tersebut,  setelah  dianalisis,  ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya.  Dalam  suatu  pertengkaran  ia  memecahkan  balon  adiknya,  sehingga  ia mendapat  hukuman  yang  keras  dari  ayahnya.  Hukuman  yang  didapatnya  dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
Rasa  takut  lain  aialah  rasa  gugup,  gagap  dan  sebagainya.  Reaksi  ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan  meredakan  diri  yang  bertujuan  untuk  membebaskan  seseorang  dari kecemasan  neoritis  yang  sangat  menyakitkan  dengan  jalan  sesuatu  yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya
3.      Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam  emosi  antara  lain  :  iri,  benci,  dendam,  dengki,  marah,  gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa  iri,  benci,  dendam,  itu  merupakan  sebagaian  dari  pernyataan  individu secara keseluruhan berdasarkan konsep kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami.
Sifat-sifat  seperti  ini  adalah  sifat  yang  tidak  terpuji,  bahkan  mengakibatkan manusia  akan  merasa  khawatir,  takut,  cemas,  gelisah  dan  putus  asa.  Misal seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka pergaulannya ia terbatas kalau tidak  tersisihkan  sementara  itu  ia  pun  tidak  berprestasi  dalam  berbagai  kegiatan, sehingga  kawan-kawannya  lebih  dinilai  sebagai  lawan.  Ketidak  mampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.

B.   SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam
Contoh :
Bila  ada  suatu  tanda  bahaya  (bahaya  banjir,  gunung  meletus,  atau perampokan)  orang  tentu  akan  gelisah.  Hal  ini  disebabkan  karena  bahaya  itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik,  hak  memperoleh  perlindungan,  hak  kemerdekaan  hidup,  dan  mungkin  hak nama baik.   

C.   USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi  kegelisahan  ini  pertama-tama  harus  mulai  dari  kita  sendiri,  yaitu kita  harus  bersikap  tenang.  Dengan  sikap  tenang  kita  dapat  berpikir  tenang, sehingga segala kesulitan kita atasi.  
Contoh :
Dokter  yang  menghadapi  istri  dan  anaknya  yang  sedang  sakit,  justru  tidak dapat  merasa  tenang,  karena  ada  ancaman  terhadap  haknya.  Dokter  tidak  dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam    hal  ini  dokter  itu  harus  bersikap  seperti  menghadapi  pasien  yang  bukan keluarganya.  Untuk  mengatasi  kegelisahan  yang  paling  ampuh  kita  memasrahkan  diri kepada  Tuhan.  Kita  pasrahkan  nasib  kita  sepenuhnya  kepadaNya,  kita  harus percaya  bahwa  Tuhanlah  Maha  kuasa,  maha  Pengasih,  Maha  penyanyang  dan Maha Pengampun.

D.   KETERASINGAN
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalamai hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang  menyebabkan  orang  berada  dalam  keterasingan  itu  ialah  perilakunya  yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku  yang  tidak  dapat  diterima  atau  tidak  dapat  dibenarkan  itu  selalu menimbulkan  keonaran  dalam  masyarakat,  sifatnya  bertentangan  dengan  atau menyentuh  nilai-nilai  kemanusiaan.  Hal  ini  akan  merugikan  harta,  nama  baik, martabat,  harga  diri  orang  lain.  Karena  itu  orang  yang  berbuat  dibenci  oleh masyarakat  dan  berada  dalam  keterasingan.  Perbuatan  itu  misalnya  mencuri, mengganggu isteri orang, menghina orang sombong.
Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri  karena  ketidak  mampuan  atau  karena  membuat  kesalahan.  Ketidak mampuan  atau  kesalahan  ini  berpengaruh  pada  nama  baik  atau  harga  diri  atau martabat orang yang bersangkutan. Ketidak mampuan disi meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidak mampun fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini  disebabkan  taraf  pendidikannya  yang  belum  sampai  pada  taraf  tertentu  yang dihadapi  sekarang.  Dengan  demikian  orang  yang  bersangkutan  tidak  dapat menyesuaikan  diri  dengan  masyarakat  ilmiah  yang  dihadapinya.  Karena  itu  ia merasa gelisah, terasing.

E.     KESEPIAN
Kesepian  berasal  dari  kata  sepi  yang  berarti  sunyi  atau  lengang,  sehingga kata  kesepian  berarti  merasa  sunyi  atau  lengang,  tidak  berteman.  Setiap  orang pernag mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian      
Bermacam-macam  penyebab  terjadinya  kesepian.  Frustasi  dapat mengakibatkan  kesepian  dalam  hal  seperti  itu  orang  tidak  mau  diganggu,  ia  lebih senang  dalam  keadaan  sepi,  tidak  suka  bergaul,  dan  sebagainya,  ia  lebih  senang hidup sendiri.   Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi  kesepian  itu  akibat  dari  keterasingan.  Keterasingan  akibat  sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena  teman-teman  menjauhi  maka  orang  yang  bersikap  sombong  itu  hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.   
Orang  yang  frustasi  itu  bersikap  rendah  diri,  sengaja  menjauhi  pergaulan ramai, kebaikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
F.      KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan  tidak  tahu,  tanpa  arah  yang  jelas,  tanpa  asal-usul  yang  jelas.  Ketidak pastian  artinya  keadaan  yang  tidak  pasti,  tidak  tentu,  tidak  dapat  ditentukan,  tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua  adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
G.   SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAK PASTIAN
Orang    yang  pikirannya  terganggu  tidak  dapat  lagi  berpikir  secara  teratur, apalagi  mengambil  kesimpulan.  Dalam  berpikir  manusia  selalu  menerima rangsangan-rangsangan  lain,  sehingga  jalan  pikirannya  menjadi  kacau  oleh rangsangan-rangsangan baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang  cukup  lama  dan  sukar.  Mereka  menampakkan  tanda-tanda  obsesi,  phobia, delusi,  gerakan-gerakan  gemetar,  kehilangan  pengertian,  kehilangan  kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.      Obsesi
Obsesi  merupakan  gejala  neuroso  jiwa,  yaitu  adanya  pikiran  atau  perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau  sebab-sebabnya  tak  diketahui  oleh  penderita.  Misalnya  selalu  berpikir  ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan yang  ingin  menjatuhkannya.  Pikiran  itu  tidak  hilang,  tetapi  justru  menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi

2.      Phobia
Ialah  rasa  takut  yang  tak  terkendali,  tidak  normal,  kepada  sesuatu  hal  atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3.      Kompulasi
Ialah  adanya  keragu-raguan  tentang  apa  yang  telah  dikerjakan,  sehingga  ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania) keinginan  minum-minuman  keras,  orang  itu  bukan  pemabuk,  tetapi  bila  dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung
4.      Histeria
Ialah  neorosa  jiwa  yang  disebabkan  oleh  tekanan  mental,  kekecewaan, pengalaman  pahit  yang  menekan,  kelemahan  syaraf,  tidak  mampu  menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain   
Contoh :
Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk pintu,  mengucap  salam,  dijawab  dan  keluarlah  ia  ,  diluar,  kagetlah  ia  melihat orang  banyak  mengusung  jenazah  yang  ditutupi  kain,  Ibu  langsung  bertanya siapa itu, itu kan bukan kang Bakri, Semua orang yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)

5.      Delusi
Menunjukan  pikiran  yang  kurang  beres,  karena  berdasarkan  suatu  keyakinan palsu.  Tidak  dapat  memakai  akal  sehat,  tidak  ada  dasar  kenyataan  dan  tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu:
a.       Delusi  perkusi:  menganggap  keadaan  sekitarnya  jelek.  Seseorang  yang mengalami  delusi  perkusi  tidak  mau  mengenal  tetangga  kiri  kanan  karena menganggap jelek.
b.      Delusi  keagungan:  menganggap  dirinya  orang  penting  dan  besar,  orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang-orang sekitarnya sebagai orang-orangtidak penting, akhirnya semua orang menjauhi juga
c.       Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan  buyuten  atau  dikenal  dengan  nama  delirium  trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-oto tak berkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya.  Tetapi  karena  takutnya,  ia  gemetar,  keringat  dingin  mengucur, ditanya  ini  itu  tak  bisa  menjawab,  mulutnya  gemetar.  Akhirnya  jaksa  tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6.      Halusinasi 
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa mendapat  tekanan-tekanan  terhadap  dorongan-dorongan  dasarnya,  sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri)

7.      Keadaan Emosi
Dalam  keadaan  tertentu  seseorang  sangat  berpengaruh  oleh  emosinya.  Ini nampak  pada  keseluruhan  pribadinya  gangguan  pada  nafsu  makan,  pusing-pusing, muka merah, nadi, cepat keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat  apatis  atau  terlalu  gembira  dengan  gerakan  lari-larian,  nyanyian,  ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.

H.   USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAK PASTIAN
Orang  yang  tidak  dapat  berpikir  dengan  baik,  atau  kacau  pikirannya  ada bermacam-macam  penyebabnya.  Untuk  dapat  menyembuhkan  keadaan  itu bergantung  kepada  mental  si  penderita.  Andaikata  penyebab  sudah  diketahui, kemungkinan  juga  tidak  dapat  sembuh.  Bila  hal  itu  terjadi,  maka  jalan  yang  paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog. Bila  penyebab  itu  jelas,  misalnya  rindu,  obatnya  mudah,  yaitu  dipertemukan dengan  orang  yang  dirindukan.  Phobia  atau  jenis  takut  bisa  dilatih  dari  sedikit, sehingga  tidak  takut  lagi.  Orang  takut  ular,  takut  ulat  yang  berbulu,  dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.

Orang  yang  bersikap  sombong  atau  angkuh  bila  mengalami,  baru  berkurang kesombongan,  tetapi  mungkin  tidak.  Andaikata  mereka  sadar,  kesembuhan  itu adalah  karena  pengalaman.  Jadi  yang  menyembuhkan  masyarakat  sekitarnya  dan dirinya sendiri.      

0 komentar to “Manusia dan Kegelisahan (BAB 10)”

Post a Comment

 

Maryadi Irvan's Blog Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates